Jumat, 15 November 2013

Banten

Pantai Tanjung Lesung

Pantai Tanjung Lesung
Kabupaten Pandeglang – Banten – Indonesia
Pantai Tanjung Lesung
Pantai Tanjung Lesung


Membicarakan obyek wisata pantai di Provinsi Banten, tentu tidak akan luput dari Pantai Anyer dan Pantai Carita. Kedua pantai tersebut memang sangat terkenal keindahan panorama alamnya. Namun, terdapat satu pantai lagi yang tak kalah rancak dan eksotiknya jika dibandingkan dengan kedua pantai tersebut, yaitu Pantai Tanjung Lesung. Dinamakan Pantai Tanjung Lesung karena lokasinya berupa daratan yang menjorok ke laut mirip ujung lesung, yaitu salah satu alat yang digunakan masyarakat tradisional Nusantara untuk menumbuk padi.
Pantai yang berada di sebelah barat Kabupaten Pandeglang, Banten, dan memiliki luas sekitar 150 hektar ini, resmi dibuka sejak pertengahan Januari 1998. Meski terbilang baru, fasilitas pendukung di kawasan ini relatif lengkap dan representatif. Apalagi Pemerintah Kabupaten Pandeglang sendiri telah bertekad mengembangkannya sebagai salah satu tempat rekreasi bahari terkemuka di Indonesia.
Panorama alamnya yang indah, pasir putihnya yang halus, dan anginnya yang berhembus pelan, membuat kawasan Pantai Tanjung Lesung terasa begitu spesial ketika dikunjungi bersama keluarga atau kolega. Hamparan pasir pantainya yang landai dengan luas mencapai 15 kilometer, memberi cukup ruang kepada wisatawan untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti membuat patung dari pasir, berjemur, berolahraga (sepak bola pantai dan voli pantai), dan lain sebagainya.
Posisi pantainya yang tidak menghadap langsung ke samudera lepas membuat tiupan angin dan deburan ombak kawasan ini tidak terlalu besar, sehingga wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berperahu, bermain jetski, dan snorkling. Memancing merupakan aktivitas menarik lainnya, karena kawasan ini merupakan rumah bagi banyak ikan.
Bagi wisatawan yang berhasrat menikmati kekayaan hayati dan pesona bawah lautnya, dapat menyewa peralatan menyelam. Dengan menyelam, wisatawan akan terpukau melihat terumbu karang yang rancak, ubur-ubur beraneka warna, siput-siput kecil dengan cangkang yang unik, dan ikan-ikan yang berenang berkejar-kejaran di garis pantai. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin mempelajari cara mentransplantasikan terumbu karang, dapat mengunjungi lokasi konservasi yang berada di tengah laut.
Pesona terbit dan tenggelamnya matahari beralas laut tenang dan berlatar langit cerah, serta ditingkahi oleh burung-burung laut yang terbang rendah dan sesekali menyambar ikan di sepanjang pantai, kian mengukuhkan betapa spesialnya kawasan ini. Wisatawan dapat mencerap momen indah tersebut dari shelter-shelter, pondok-pondok wisata, atau dari atas perahu yang berjalan perlahan-lahan di tepi pantai.
Bila bosan berada di pantai, wisatawan dapat mengunjungi desa wisata yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pengrajin patung badak bercula satu (fauna khas Banten) dan minuman dari daun sirih, atau melihat-lihat kehidupan nelayan di Kampung Cipanon. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menikmati keelokkan Pulau Liwungan, dapat menyewa speed boat dengan waktu tempuh sekitar 35 menit dari kampung nelayan Cipanon. Di pulau seluas sekitar 50 hektar dan konon hanya dihuni oleh sepasang suami-istri ini, wisatawan dapat menikmati eksotisme Selat Sunda, pesona Anak Gunung Krakatau, dan bagan nelayan yang berkelip-kelip dari kejauhan.
Pantai Tanjung Lesung terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, Indonesia.
Dari Jakarta, terdapat dua alternatif rute menuju Pantai Tanjung Lesung. Pertama, mengambil rute jalan tol Jakarta-Merak, lalu keluar melalui pintu gerbang tol Serang Timur. Setelah melewati Kota Serang, perjalanan dilanjutkan ke arah Kota Pandeglang dan Labuan, dan berakhir di Pantai Tanjung Lesung. Kedua, mengambil rute jalan tol Jakarta-Merak, lalu keluar melalui gerbang tol Cilegon. Kemudian, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pesisir Anyer-Carita, lalu ke arah Labuan, dan berakhir di Pantai Tanjung Lesung. Jakarta-Pantai Tanjung Lesung berjarak sekitar 160 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2,5-3 jam perjalanan dengan menggunakan bus atau kendaraan pribadi.
Sejak pertengahan Juni 2003, akses ke kawasan ini semakin mudah karena pemerintah daerah setempat telah mengoperasikan tiga bus DAMRI setiap harinya dari Kota Serang, ibu kota Provinsi Banten, menuju Pantai Tanjung Lesung.
Pengunjung yang ingin menginap tidak perlu khawatir, karena di kawasan Pantai Tanjung Lesung terdapat losmen, home stay, wisma, hotel, villa, resort, dan cottage dengan berbagai tipe.
Di sini, juga terdapat warung, rumah makan, dan restoran yang menyediakan berbagai menu. Khusus setiap Sabtu malam, di rumah makan/restoran sepanjang pantai ini, tersedia hidangan laut (sea food) segar bernama barbekyu.
Kawasan pantai ini juga dilengkapi dengan jaringan filber optik untuk mengakses internet dan jaringan komunikasi baik interlokal maupun internasional, sehingga wisatawan dapat menjalin komunikasi dan mengikuti perkembangan dunia luar.
Berbagai fasilitas lainnya juga tersedia di kawasan ini, seperti pusat informasi pariwisata, penjaga pantai, money changer, area parkir yang luas dan aman, banana boat, glass bottom boat, snorkling, sea kayak, lapangan golf mini, kolam renang, kolam pemancingan, taman, shelter-shelter, kios wartel, arena bermain anak-anak, sentra oleh-oleh dan cenderamata, serta persewaan perahu dan speed boat untuk mengelilingi pantai.
 Jawa Barat

Tari Topeng

Tari Topeng
Kabupaten Cirebon – Jawa Barat – Indonesia
Tari Topeng
Tari Topeng Cirebon

A. Selayang Pandang

Tari Topeng merupakan tarian tradisional yang berkembang di Cirebon, Jawa Barat. Disebut Tari Topeng karena para penari menutupi wajahnya dengan topeng ketika menari. Tarian ini biasanya dimainkan oleh satu atau beberapa orang penari cantik, seorang sinden, dan sepuluh orang laki-laki yang memainkan alat musik pengiring, di antaranya rebab, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, gong, dan bendhe. Gerakan Tari Topeng yang dimainkan oleh para penari dalam setiap pertunjukan berbeda-beda, tergantung pada tema tiap tarian.
Pada awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang diberi nama Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian.
Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan dengan penyerahan pedang itulah, akhirnya Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya dan kemudian menyerah pada Sunan Gunung Jati. Pangeran itupun berjanji akan menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati yang ditandai dengan bergantinya nama Pangeran Welang menjadi Pangeran Graksan. Seiring dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang.

B. Keistimewaan

Gerakan tangan yang lemah lembut oleh para penari yang cantik, yang diiringi dengan dominasi alunan musik rebab dan kendang merupakan ciri khas dari pementasan Tari Topeng. Selain itu, berbagai macam busana yang dipakai (toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng) yang berwarna kuning, hijau, dan merah semakin menambah indah tarian yang dibawakan.
Tarian ini diawali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan dimulai. Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju-mundur yang diiringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para penontonnya. Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan membelakangi penonton dengan menggoyangkan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna putih, topeng ini menyimbolkan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah dimulai.
Setelah berputar-putar menggerakkan tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik arah membelakangi para penonton sambil mengganti topeng yang berwarna putih itu dengan topeng berwarna biru. Proses serupa juga dilakukan ketika penari berganti topeng yang berwarna merah. Uniknya, seiring dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya juga semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng warna merah dipakai para penari. Gerakan-gerakan tersebut merupakan bentuk tarian pembuka dalam pementasan Tari Topeng.
Contoh pertunjukkan Tari Topeng lainnya, yang memadukan seni tari, musik, dan drama adalah Tari Topeng dengan cerita Ratu Kencana Wungu, seorang ratu yang menolak cinta Prabu Minakjingga. Dalam tarian ini, salah satu penarinya berperan sebagai Ratu Kencana Wungu dengan memakai topeng warna biru, warna itu menggambarkan karakter sang ratu yang lincah dan anggun. Sedangkan penari lainnya, berperan sebagai Prabu Minakjingga dengan memakai topeng warna merah yang menggambarkan karakter dari Prabu Minakjingga yaitu berangasan (tempramental) dan tidak sabaran.
Dalam cerita Ratu Kencana Wungu tersebut, nampak bahwa Tari Topeng mampu menyimbolkan berbagai macam karakter seseorang, dalam hal ini: kepribadian, kebijaksanan, kepemimpinan, cinta, angkara murka, dan aspek kehidupan lainnya. Berbagai macam simbol itu terdapat pada topeng yang dipakai, alunan musik pengiringnya, dan gerakan para penarinya yang berposisi memerankan tokoh dalam tema cerita yang dimainkannya itu.
Selain sebagai media hiburan, tarian ini juga pernah dijadikan sebagai media komunikasi dakwah Islam di Cirebon pada zaman dulu, di samping berbagai macam media kesenian lainnya, yaitu gamelan, angklung, wayang kulit, renteng, brai, reog, dan berokan. 

C. Lokasi

Tari Topeng berkembang di Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat, Indonesia. Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan tarian ini, dapat berkunjung ke kota tersebut pada acara-acara besar yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat maupun oleh masyarakat pada acara-acara pernikahan, khitanan, selamatan rumah, dan lain-lain.

D. Akses

Untuk dapat menyaksikan Tari Topeng ini, wisatawan dapat dengan mudah menuju lokasi pertunjukan dengan menggunakan angkutan umum (bus) dari Terminal Cirebon. Di terminal ini, banyak bus dan angkutan kota yang dapat mengantarkan wisatawan menuju ke lokasi pertunjukan.

E. Harga Tiket

Wisatawan yang ingin menyaksikan Tari Topeng tidak dipungut biaya.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Cirebon adalah salah satu wilayah di Propinsi Jawa Barat yang memiliki berbagai macam hotel dan restoran, baik kelas melati sampai hotel berbintang. Di kota ini banyak juga restoran yang menjual aneka jenis makanan dan minuman khas dari berbagai kota di Indonesia. Terdapat juga kios-kios penjaja oleh-oleh khas Daerah Cirebon sebagai bingkisan keluarga maupun kolega di rumah
 Jawa Tengah

Candi Borobudur

Candi Borobudur
Kabupaten Magelang – Jawa Tengah – Indonesia
Candi Borobudur
Lansekap Candi Borobudur
(Fotografer: Nofria Doni Fitri)

A. Selayang Pandang 

Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terbaik di dunia dan oleh UNESCO dicatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Konon, candi ini sempat terkubur oleh letusan gunung Merapi (950 M) dan baru ditemukan lagi pada abad 19 oleh Gubernur Jenderal Sir Thomas Raffles (1814). Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar. Tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.
Candi yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Syailendra pada Abad VIII Masehi. Kata borobudur berasal dari bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai Kompleks Candi yang berada di atas bukit. Tinggi bangunan mencapai 34,5 m. Bangunan candi berbentuk tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7 sampai 10 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat 1460 relief dan Arca Buddha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur nampak seperti bunga teratai.

B. Keistimewaan

Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini memiliki kisah-kisah Buddha yang dipahatkan pada sepanjang dindingnya. Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Gugusan relief itu akan terbaca secara runtut bila pengunjung berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya, Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar yang merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Selain menjadi simbol tertinggi dalam agama Buddha, stupa dari Borobudur adalah replika dari jagad raya. Hal itu menyimbolkan mikro-kosmos, yang terbagi menjadi 3 tingkat. Tingkat pertama adalah dunia manusia di mana keinginan masih dipengaruhi oleh dorongan negatif. Tingkat kedua, dunia di mana manusia telah mampu mengendalikan dorongan negatifnya dan menggunakan dorongan positifnya. Dan tingkat yang paling tinggi, di mana dunia manusia tak lagi didominasi oleh keinginan-keinginan duniawi.
Dengan segala pesona dan misterinya, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, pengunjung juga bisa berkeliling ke desa-desa di sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan. Pengunjung juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Jadi, tunggu apa lagi?  

C. Lokasi

Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.  

D. Akses

Lokasi candi kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Kalau dari arah Semarang, pengunjung dapat naik bus jurusan Semarang-Yogyakarta dan turun di terminal bus Magelang dengan waktu tempuh 2,5 sampai 3 jam. Dari terminal bus Magelang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan minibus jurusan Borobudur dengan biaya sekitar Rp 5000 (April 2008).
Sedangkan jika ditempuh dari arah Yogyakarta, perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Sampai di lokasi parkir, perjalanan sekitar 15 menit masih harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati taman bunga dan tangga.

E. Harga Tiket

Tiket masuk dibedakan antara turis lokal dengan turis mancanegara. Untuk turis lokal tiket masuk sebesar Rp 9.000 untuk orang dewasa, dan RP 5.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk turis mancanegara Rp 99.000 untuk orang dewasa, dan Rp 54.000 untuk anak-anak (April 2008).

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Sebagai salah satu tujuan wisata tersohor di dunia, kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas/akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata, juga warung telekomunikasi. Di samping itu, keberadaan tenaga guide/pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar Candi akan membuat perjalanan wisata menjadi semakin komplit, karena pengunjung akan dipandu menggali informasi yang terkait dengan sejarah, budaya dan makna arsitektural dari Candi Borobudur.
 JAwa Timur

Air Terjun Coban Rondo

Air Terjun Coban Rondo
Kabupaten Malang – Jawa Timur – Indonesia
Air Terjun Coban Rondo
Air Terjun Coban Rondo

A. Selayang Pandang

Jika Anda berkunjung ke Kota Malang, rasanya belum lengkap bila tidak menyambangi Jawa Timur Park maupun Agrowisata Batu. Namun, mulai sekarang daftar obyek wisata yang harus Anda kunjungi tampaknya harus ditambah, karena selain dua obyek wisata tersebut, Coban Rondo sangat layak untuk Anda jadikan sebagai referensi wisata keluarga.
Coban Rondo merupakan air terjun yang berada di kawasan wana wisata milik KPH Perum Perhutani Malang dengan ketinggian air terjun sekitar 84 meter. Secara geografis, air terjun ini berada pada ketinggian 1.135 di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu rata-rata 22oC. Debit air terjun pada musim penghujan mencapai 150 liter/detik, sedangkan pada musim kemarau hanya 90 liter/detik (www.banyupancoro.wordpress.com).
Air Terjun yang terletak di lereng Gunung Panderman ini pertama kali digunakan sebagai obyek wisata pada tahun 1980. Kata coban sendiri berarti air terjun, sedangkan rondo berarti janda. Jadi Coban Rondo berarti air terjun janda. Penamaan ini berdasar pada kejadian yang pernah terjadi di tempat itu.
Menurut legenda, dahulu kala ada seorang perempuan cantik yang bernama Dewi Anjarwati. Dewi Anjarwati dinikahi oleh Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro. Setelah menikah, keduanya tinggal di kediaman Dewi Anjarwati di Gunung Kawi. Setelah 36 hari (selapan) menikah, Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke rumah sang mertua di Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi melarang mereka pergi karena mereka baru selapan hari menikah. Tetapi keduanya bersikeras untuk tetap pergi.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Joko Lelono. Melihat kecantikan Dewi Anjarwati Joko Lelono pun jatuh hati pada pandangan pertama. Meskipun tahu bahwa Dewi Anjarwati sudah menjadi istri orang, Joko Lelono tetap nekat berusaha merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron Kusuma. Perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Sebelum berkelahi, Raden Baron Kusuma memerintahkan kepada punakawan (pelayan) yang menyertainya untuk menyembunyikan Sang Dewi di sebuah tempat yang ada cobannya (air terjun).  Raden Baron Kusuma berpikir, sesudah mengalahkan Joko Lelono, dia akan langsung menyusul istrinya di tempat persembunyian. Namun malang tak dapat dihindarkan. Dalam perkelahian yang sangat sengit itu keduanya tewas.
Dengan meninggalnya Raden Baron Kusuma maka Dewi Anjarwati berganti status menjadi seorang janda atau “rondo”. Sejak itulah orang-orang menyebut tempat persembunyian Dewi Anjarwati itu sebagai Coban Rondo. Batu besar yang terletak di dasar coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami.

B. Keistimewaan

Saat Anda memasuki kawasan Wana Wisata Coban Rondo, Anda akan disambut oleh deretan pohon pinus dan cemara gunung yang berjajar rapi laksana pasukan penyambut tamu kehormatan. Riuh rendah kicauan burung dan kupu-kupu yang berterbangan semakin menambah ceria suasana. Mata Anda juga akan dimanjakan dengan pemandangan bunga warna-warni yang sedang mekar di kiri dan kanan jalan. Melintasi jalan beraspal di sela-sela rimbunnya pepohonan, sambil sesekali menoleh lembah dan ngarai di bawahnya merupakan hal yang sangat menarik. Selain itu, Anda juga bisa bertemu dengan pengunjung lain yang melepaskan lelah sembari menikmati bekal.
Di tepi jalan menuju ke lokasi air terjun, terdapat lahan persemaian berbagai tanaman hutan lindung. Di situ Anda bisa menemukan kebun tanaman obat keluarga (TOGA) yang berisi koleksi ratusan tanaman obat. Jadi, sambil berwisata Anda bisa menambah pengetahuan tentang kesehatan menyangkut manfaat tanaman obat.

Jalan Masuk Menuju Coban Rondo
Sumber Foto: http://vivikecil.multiply.com
Semua keindahan itu akan semakin sempurna saat Anda sampai di lokasi air terjun. Memandangi ribuan liter air yang tidak pernah berhenti mengalir dari atas tebing, diiringi suara gerojok air dan angin yang bertiup sepoi-sepoi, semakin menambah kesan sejuk dan damai. Jika sedang tidak musim hujan ditambah sedikit keberanian, Anda dapat mandi atau berendam guna merasakan dinginnya air terjun yang begitu menyegarkan. Hal lain yang dapat Anda lihat di tempat ini adalah Gua Saru dan Gua Tapan yang berada di kanan-kiri air terjun.
Di atas Air Terjun Coban Rondo terdapat Coban Manten (1.300 dpl) yang berjarak kurang lebih 4 kilometer dan bisa di tempuh melalui bumi perkemahan. Dinamakan Coban Manten karena ada dua air terjun yang berdiri sejajar layaknya pasangan pengantin di pelaminan. Namun obyek ini biasanya hanya dikunjungi para pendaki gunung karena jalannya yang sulit, menanjak, dan melewati semak belukar.
Sedikit naik di atas Coban Manten terdapat Hutan Cemara Kendang (1.400 meter dpl). Di kalangan warga masyarakat setempat, kawasan ini dikenal sebagai hutan Lali Jiwo. Seperti halnya Coban Manten, kawasan ini juga sering dikunjungi para pendaki gunung karena jalannya yang berkelok-kelok.
Di samping untuk tujuan wisata, air terjun yang berasal dari mata air Cemoro Dudo ini juga digunakan untuk menyuplai air minum melalui PDAM bagi masyarakat Kecamatan Pujon. Selain itu, Wana Wisata Coban Rondo juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Oleh karena itu pada saat liburan atau OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) mahasiswa baru, bumi perkemahan Coban Rondo akan penuh oleh pengunjung.

C. Lokasi

Air Terjun Coban Rondo terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

D. Akses

Kawasan Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo adalah kawasan hutan wisata yang sangat mudah dijangkau. Jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal sehingga memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wana wisata ini. Jarak tempuh obyek wisata ini dari Kota Malang hanya sekitar 30 menit.
Jika Anda menggunakan angkutan umum dari Surabaya, naiklah bus jurusan Malang dan turun di Terminal Arjosari, Malang, setelah itu menumpang bemo jurusan Landungsari. Perjalanan dilanjutkan dengan bus tujuan Kediri yang melewati Pujon. Lalu Anda turun di depan Patung Sapi yang merupakan pintu gerbang ke Coban Rondo. Bagi Anda yang tidak ingin berjalan kaki, di sana tersedia ojek yang siap mengantar Anda hingga sampai di lokasi.

Pintu Masuk Coban Rondo
Sumber Foto: http://vivikecil.multiply.com

E. Harga Tiket

Harga tiket masuk lokasi Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo sebesar Rp6.000,00 per orang, sedangkan untuk motor dikenai biaya Rp2.000,00 (Februari, 2009).

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Sebagai kawasan wisata yang sudah terkenal, Coban Rondo telah dilengkapi berbagai fasilitas seperti kios-kios makanan, tempat parkir yang luas, toilet umum, musholla, dan toko suvenir. Selain itu masih ada fasilitas lain yang dapat Anda dapatkan di tempat ini, di antaranya adalah:
  • Bumi Perkemahan
Bagi pengunjung yang ingin menikmati alam bebas dengan menginap di alam terbuka, disediakan lokasi untuk berkemah bernuansa alam yang asri dengan dikelilingi rindangnya naungan hutan pinus dan eucalyptus. Jika Anda tidak memiliki tenda, Anda dapat menyewa tenda di tempat ini yang berkapasitas 4 orang.
  • Penginapan
Tersedia 15 kamar dengan fasilitas air panas dengan harga yang terjangkau dan dapat juga dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan yang berkapasitas 30 orang. Jika Anda ingin mencari suasana lain, Anda dapat mencari penginapan di daerah Songgoriti ataupun di Kota Batu.

Penginapan di Kawasan Coban Rondo
Sumber Foto: http://vivikecil.multiply.com
  • Arena Bermain Anak
Pengunjung yang membawa anak-anak tidak perlu kuatir karena anak-anak akan dimanjakan dengan adanya fasilitas arena bermain yang cukup luas dan menyenangkan. Selain itu, ada juga lokasi bermain di sungai dekat air terjun dengan kondisi air yang jernih, dangkal, dan aman bagi anak-anak.

Sungai Kecil Tempat Bermain Anak dan Gajah Sumatra
Sumber Foto: http://vivikecil.multiply.com
  • Outbound Management Training
Outbound Management Training merupakan salah satu fasilitas yang dibuat oleh PT PALAWI di Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo yang digunakan sebagai fasilitas pelatihan manajemen di alam terbuka. PT PALAWI menyediakan berbagai fasilitas berupa: Plat Form, High Rope Corse, Tracking Line Flying Camp, dan Climbing Wall.
  • Atraksi Gajah
Sejak tahun 1996 pengelola telah mendatangkan 3 ekor gajah Sumatra yang cukup terlatih untuk menghibur para pengunjung yang berkunjung di Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo.
  • Lintas Sepeda Gunung
Di kawasan ini telah disediakan lintasan sepeda gunung. Bagi Anda yang suka bersepeda, Anda dapat mencoba rute yang menantang dengan melewati kawasan hutan pinus dan eucalyptus, menyusuri lereng-lereng dengan kondisi lintasan yang naik turun. Hal ini akan menjadikan kegiatan bersepeda gunung anda menjadi lebih berkesan.
  • Koleksi Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Berbagai koleksi tanaman obat dapat Anda amati di Taman Obat Keluarga yang terletak tidak jauh dari lokasi Taman Arena Bermain Anak. Sejumlah 200 jenis tanaman obat-obatan tradisional dapat menjadi tambahan wawasan bagi para pengunjung.
  • Persemaian Tanaman Hutan
Pengelola Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo bekerja sama dengan PERHUTANI membuat lokasi persemaian tanaman hutan yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung yang ingin mengenal lebih jauh tentang berbagai jenis tanaman hutan.
  • Kebun Binatang Mini
Di sekitar lokasi Arena Gajah dapat pula disaksikan berbagai macam satwa langka yang dilindungi, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar