A. Selayang Pandang
Tari
Topeng merupakan tarian tradisional yang berkembang di Cirebon, Jawa
Barat. Disebut Tari Topeng karena para penari menutupi wajahnya dengan
topeng ketika menari. Tarian ini biasanya dimainkan oleh satu atau
beberapa orang penari cantik, seorang sinden, dan sepuluh orang
laki-laki yang memainkan alat musik pengiring, di antaranya rebab, kecrek, kulanter, ketuk, gendang, gong, dan bendhe. Gerakan Tari Topeng yang dimainkan oleh para penari dalam setiap pertunjukan berbeda-beda, tergantung pada tema tiap tarian.
Pada
awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup
terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di
Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang.
Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang diberi nama Curug
Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun
telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya
sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu
dengan cara diplomasi kesenian.
Berawal
dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas
Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya
Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan pedang
Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan dengan penyerahan
pedang itulah, akhirnya Pangeran Welang kehilangan kesaktiannya dan
kemudian menyerah pada Sunan Gunung Jati. Pangeran itupun berjanji akan
menjadi pengikut setia Sunan Gunung Jati yang ditandai dengan
bergantinya nama Pangeran Welang menjadi Pangeran Graksan. Seiring
dengan berjalannya waktu, tarian inipun kemudian lebih dikenal dengan
nama Tari Topeng dan masih berkembang hingga sekarang.
B. Keistimewaan
Gerakan tangan yang lemah lembut oleh para penari yang cantik, yang diiringi dengan dominasi alunan musik rebab dan kendang merupakan ciri khas dari pementasan Tari Topeng. Selain itu, berbagai macam busana yang dipakai (toka-toka, apok, kebaya, sinjang, dan ampreng) yang berwarna kuning, hijau, dan merah semakin menambah indah tarian yang dibawakan.
Tarian
ini diawali dengan formasi membungkuk, formasi ini melambangkan
penghormatan kepada penonton dan sekaligus pertanda bahwa tarian akan
dimulai. Setelah itu, kaki para penari digerakkan melangkah maju-mundur
yang diiringi dengan rentangan tangan dan senyuman kepada para
penontonnya. Gerakan ini kemudian dilanjutkan dengan membelakangi
penonton dengan menggoyangkan pinggulnya sambil memakai topeng berwarna
putih, topeng ini menyimbolkan bahwa pertunjukan pendahuluan sudah
dimulai.
Setelah
berputar-putar menggerakkan tubuhnya, kemudian para penari itu berbalik
arah membelakangi para penonton sambil mengganti topeng yang berwarna
putih itu dengan topeng berwarna biru. Proses serupa juga dilakukan
ketika penari berganti topeng yang berwarna merah. Uniknya, seiring
dengan pergantian topeng itu, alunan musik yang mengiringinya juga
semakin keras. Puncak alunan musik paling keras terjadi ketika topeng
warna merah dipakai para penari. Gerakan-gerakan tersebut merupakan
bentuk tarian pembuka dalam pementasan Tari Topeng.
Contoh pertunjukkan Tari Topeng lainnya, yang memadukan seni tari, musik, dan drama adalah Tari Topeng dengan cerita
Ratu Kencana Wungu, seorang ratu yang menolak cinta Prabu Minakjingga.
Dalam tarian ini, salah satu penarinya berperan sebagai Ratu Kencana
Wungu dengan memakai topeng warna biru, warna itu menggambarkan karakter
sang ratu yang lincah dan anggun. Sedangkan penari lainnya, berperan
sebagai Prabu Minakjingga dengan memakai topeng warna merah yang
menggambarkan karakter dari Prabu Minakjingga yaitu berangasan (tempramental) dan tidak sabaran.
Dalam
cerita Ratu Kencana Wungu tersebut, nampak bahwa Tari Topeng mampu
menyimbolkan berbagai macam karakter seseorang, dalam hal ini:
kepribadian, kebijaksanan, kepemimpinan, cinta, angkara murka, dan aspek
kehidupan lainnya. Berbagai macam simbol itu terdapat pada topeng yang
dipakai, alunan musik pengiringnya, dan gerakan para penarinya yang
berposisi memerankan tokoh dalam tema cerita yang dimainkannya itu.
Selain
sebagai media hiburan, tarian ini juga pernah dijadikan sebagai media
komunikasi dakwah Islam di Cirebon pada zaman dulu, di samping berbagai
macam media kesenian lainnya, yaitu gamelan, angklung, wayang kulit,
renteng, brai, reog, dan berokan.
C. Lokasi
Tari
Topeng berkembang di Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat, Indonesia.
Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan tarian ini, dapat berkunjung ke
kota tersebut pada acara-acara besar yang diselenggarakan oleh
pemerintah setempat maupun oleh masyarakat pada acara-acara pernikahan,
khitanan, selamatan rumah, dan lain-lain.
D. Akses
Untuk
dapat menyaksikan Tari Topeng ini, wisatawan dapat dengan mudah menuju
lokasi pertunjukan dengan menggunakan angkutan umum (bus) dari Terminal
Cirebon. Di terminal ini, banyak bus dan angkutan kota yang dapat
mengantarkan wisatawan menuju ke lokasi pertunjukan.
E. Harga Tiket
Wisatawan yang ingin menyaksikan Tari Topeng tidak dipungut biaya.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Cirebon
adalah salah satu wilayah di Propinsi Jawa Barat yang memiliki berbagai
macam hotel dan restoran, baik kelas melati sampai hotel berbintang. Di
kota ini banyak juga restoran yang menjual aneka jenis makanan dan
minuman khas dari berbagai kota di Indonesia. Terdapat juga kios-kios
penjaja oleh-oleh khas Daerah Cirebon sebagai bingkisan keluarga maupun
kolega di rumah
Jawa Tengah
Candi Borobudur
Candi Borobudur
Kabupaten Magelang – Jawa Tengah – Indonesia
Lansekap Candi Borobudur
(Fotografer: Nofria Doni Fitri)
|
A. Selayang Pandang
Borobudur
merupakan salah satu peninggalan sejarah terbaik di dunia dan oleh
UNESCO dicatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder
Heritages). Konon, candi ini sempat terkubur oleh letusan gunung Merapi
(950 M) dan baru ditemukan lagi pada abad 19 oleh Gubernur Jenderal Sir
Thomas Raffles (1814). Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang
terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar. Tiga tingkat
berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.
Candi
yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh
Raja Syailendra pada Abad VIII Masehi. Kata borobudur berasal dari bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya
di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai Kompleks
Candi yang berada di atas bukit. Tinggi bangunan mencapai 34,5 m.
Bangunan candi berbentuk tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip
bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7
sampai 10 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat 1460 relief dan Arca Buddha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur nampak seperti bunga teratai.
B. Keistimewaan
Candi
yang terdiri dari 10 tingkat ini memiliki kisah-kisah Buddha yang
dipahatkan pada sepanjang dindingnya. Setiap tingkatan memiliki
relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Gugusan
relief itu akan terbaca secara runtut bila pengunjung berjalan searah
jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya, Borobudur
bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana.
Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat
saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan
tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar yang
merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat
di Bergotta (Semarang).
Selain
menjadi simbol tertinggi dalam agama Buddha, stupa dari Borobudur
adalah replika dari jagad raya. Hal itu menyimbolkan mikro-kosmos, yang
terbagi menjadi 3 tingkat. Tingkat pertama adalah dunia manusia di mana
keinginan masih dipengaruhi oleh dorongan negatif. Tingkat kedua, dunia
di mana manusia telah mampu mengendalikan dorongan negatifnya dan
menggunakan dorongan positifnya. Dan tingkat yang paling tinggi, di mana
dunia manusia tak lagi didominasi oleh keinginan-keinginan duniawi.
Dengan
segala pesona dan misterinya, wajar bila banyak orang dari segala
penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi
dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, pengunjung juga bisa
berkeliling ke desa-desa di sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan
Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan. Pengunjung
juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk dapat memandang panorama
Borobudur dari atas. Jadi, tunggu apa lagi?
C. Lokasi
Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
D. Akses
Lokasi
candi kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di
sebelah barat laut Yogyakarta. Kalau dari arah Semarang, pengunjung
dapat naik bus jurusan Semarang-Yogyakarta dan turun di terminal bus
Magelang dengan waktu tempuh 2,5 sampai 3 jam. Dari terminal bus
Magelang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan minibus
jurusan Borobudur dengan biaya sekitar Rp 5000 (April 2008).
Sedangkan
jika ditempuh dari arah Yogyakarta, perjalanan membutuhkan waktu kurang
lebih 1 jam dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Sampai di
lokasi parkir, perjalanan sekitar 15 menit masih harus ditempuh dengan
berjalan kaki melewati taman bunga dan tangga.
E. Harga Tiket
Tiket
masuk dibedakan antara turis lokal dengan turis mancanegara. Untuk
turis lokal tiket masuk sebesar Rp 9.000 untuk orang dewasa, dan RP
5.000 untuk anak-anak. Sedangkan untuk turis mancanegara Rp 99.000 untuk
orang dewasa, dan Rp 54.000 untuk anak-anak (April 2008).
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Sebagai
salah satu tujuan wisata tersohor di dunia, kompleks wisata Candi
Borobudur menyediakan fasilitas/akomodasi yang cukup lengkap, seperti
hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata,
juga warung telekomunikasi. Di samping itu, keberadaan tenaga guide/pemandu
wisata yang mudah dijumpai di sekitar Candi akan membuat perjalanan
wisata menjadi semakin komplit, karena pengunjung akan dipandu menggali
informasi yang terkait dengan sejarah, budaya dan makna arsitektural
dari Candi Borobudur.
JAwa Timur
Air Terjun Coban Rondo
Air Terjun Coban Rondo
Kabupaten Malang – Jawa Timur – Indonesia
A. Selayang Pandang
Jika
Anda berkunjung ke Kota Malang, rasanya belum lengkap bila tidak
menyambangi Jawa Timur Park maupun Agrowisata Batu. Namun, mulai
sekarang daftar obyek wisata yang harus Anda kunjungi tampaknya harus
ditambah, karena selain dua obyek wisata tersebut, Coban Rondo sangat
layak untuk Anda jadikan sebagai referensi wisata keluarga.
Coban
Rondo merupakan air terjun yang berada di kawasan wana wisata milik KPH
Perum Perhutani Malang dengan ketinggian air terjun sekitar 84 meter.
Secara geografis, air terjun ini berada pada ketinggian 1.135 di atas
permukaan laut (dpl), dengan suhu rata-rata 22oC. Debit air
terjun pada musim penghujan mencapai 150 liter/detik, sedangkan pada
musim kemarau hanya 90 liter/detik (www.banyupancoro.wordpress.com).
Air Terjun yang terletak di lereng Gunung Panderman ini pertama kali digunakan sebagai obyek wisata pada tahun 1980. Kata coban sendiri berarti air terjun, sedangkan rondo
berarti janda. Jadi Coban Rondo berarti air terjun janda. Penamaan ini
berdasar pada kejadian yang pernah terjadi di tempat itu.
Menurut
legenda, dahulu kala ada seorang perempuan cantik yang bernama Dewi
Anjarwati. Dewi Anjarwati dinikahi oleh Raden Baron Kusuma dari Gunung
Anjasmoro. Setelah menikah, keduanya tinggal di kediaman Dewi Anjarwati
di Gunung Kawi. Setelah 36 hari (selapan) menikah, Dewi
Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke rumah sang mertua di
Gunung Anjasmoro. Orang tua Dewi melarang mereka pergi karena mereka
baru selapan hari menikah. Tetapi keduanya bersikeras untuk tetap pergi.
Dalam
perjalanan, mereka bertemu dengan Joko Lelono. Melihat kecantikan Dewi
Anjarwati Joko Lelono pun jatuh hati pada pandangan pertama. Meskipun
tahu bahwa Dewi Anjarwati sudah menjadi istri orang, Joko Lelono tetap
nekat berusaha merebut Dewi Anjarwati dari Raden Baron Kusuma.
Perkelahian pun tak dapat dihindarkan. Sebelum berkelahi, Raden Baron
Kusuma memerintahkan kepada punakawan (pelayan) yang menyertainya untuk
menyembunyikan Sang Dewi di sebuah tempat yang ada cobannya
(air terjun). Raden Baron Kusuma berpikir, sesudah mengalahkan Joko
Lelono, dia akan langsung menyusul istrinya di tempat persembunyian.
Namun malang tak dapat dihindarkan. Dalam perkelahian yang sangat sengit
itu keduanya tewas.
Dengan
meninggalnya Raden Baron Kusuma maka Dewi Anjarwati berganti status
menjadi seorang janda atau “rondo”. Sejak itulah orang-orang menyebut
tempat persembunyian Dewi Anjarwati itu sebagai Coban Rondo. Batu besar
yang terletak di dasar coban itu konon merupakan tempat Dewi Anjarwati duduk menantikan sang suami.
B. Keistimewaan
Saat
Anda memasuki kawasan Wana Wisata Coban Rondo, Anda akan disambut oleh
deretan pohon pinus dan cemara gunung yang berjajar rapi laksana pasukan
penyambut tamu kehormatan. Riuh rendah kicauan burung dan kupu-kupu
yang berterbangan semakin menambah ceria suasana. Mata Anda juga akan
dimanjakan dengan pemandangan bunga warna-warni yang sedang mekar di
kiri dan kanan jalan. Melintasi jalan beraspal di sela-sela rimbunnya
pepohonan, sambil sesekali menoleh lembah dan ngarai di bawahnya
merupakan hal yang sangat menarik. Selain itu, Anda juga bisa bertemu
dengan pengunjung lain yang melepaskan lelah sembari menikmati bekal.
Di
tepi jalan menuju ke lokasi air terjun, terdapat lahan persemaian
berbagai tanaman hutan lindung. Di situ Anda bisa menemukan kebun
tanaman obat keluarga (TOGA) yang berisi koleksi ratusan tanaman obat.
Jadi, sambil berwisata Anda bisa menambah pengetahuan tentang kesehatan
menyangkut manfaat tanaman obat.
Semua
keindahan itu akan semakin sempurna saat Anda sampai di lokasi air
terjun. Memandangi ribuan liter air yang tidak pernah berhenti mengalir
dari atas tebing, diiringi suara gerojok air dan angin yang bertiup
sepoi-sepoi, semakin menambah kesan sejuk dan damai. Jika sedang tidak
musim hujan ditambah sedikit keberanian, Anda dapat mandi atau berendam
guna merasakan dinginnya air terjun yang begitu menyegarkan. Hal lain
yang dapat Anda lihat di tempat ini adalah Gua Saru dan Gua Tapan yang
berada di kanan-kiri air terjun.
Di
atas Air Terjun Coban Rondo terdapat Coban Manten (1.300 dpl) yang
berjarak kurang lebih 4 kilometer dan bisa di tempuh melalui bumi
perkemahan. Dinamakan Coban Manten karena ada dua air terjun yang
berdiri sejajar layaknya pasangan pengantin di pelaminan. Namun obyek
ini biasanya hanya dikunjungi para pendaki gunung karena jalannya yang
sulit, menanjak, dan melewati semak belukar.
Sedikit
naik di atas Coban Manten terdapat Hutan Cemara Kendang (1.400 meter
dpl). Di kalangan warga masyarakat setempat, kawasan ini dikenal sebagai
hutan Lali Jiwo. Seperti halnya Coban Manten, kawasan ini juga sering
dikunjungi para pendaki gunung karena jalannya yang berkelok-kelok.
Di
samping untuk tujuan wisata, air terjun yang berasal dari mata air
Cemoro Dudo ini juga digunakan untuk menyuplai air minum melalui PDAM
bagi masyarakat Kecamatan Pujon. Selain itu, Wana Wisata Coban Rondo
juga sering digunakan sebagai tempat berkemah. Oleh karena itu pada saat
liburan atau OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) mahasiswa baru, bumi
perkemahan Coban Rondo akan penuh oleh pengunjung.
C. Lokasi
Air Terjun Coban Rondo terletak di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
D. Akses
Kawasan
Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo adalah kawasan hutan wisata yang
sangat mudah dijangkau. Jalan masuk menuju lokasi sudah beraspal
sehingga memudahkan wisatawan yang ingin mengunjungi obyek wana wisata
ini. Jarak tempuh obyek wisata ini dari Kota Malang hanya sekitar 30
menit.
Jika
Anda menggunakan angkutan umum dari Surabaya, naiklah bus jurusan
Malang dan turun di Terminal Arjosari, Malang, setelah itu menumpang
bemo jurusan Landungsari. Perjalanan dilanjutkan dengan bus tujuan
Kediri yang melewati Pujon. Lalu Anda turun di depan Patung Sapi yang
merupakan pintu gerbang ke Coban Rondo. Bagi Anda yang tidak ingin
berjalan kaki, di sana tersedia ojek yang siap mengantar Anda hingga
sampai di lokasi.
E. Harga Tiket
Harga
tiket masuk lokasi Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo sebesar
Rp6.000,00 per orang, sedangkan untuk motor dikenai biaya Rp2.000,00
(Februari, 2009).
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Sebagai
kawasan wisata yang sudah terkenal, Coban Rondo telah dilengkapi
berbagai fasilitas seperti kios-kios makanan, tempat parkir yang luas,
toilet umum, musholla, dan toko suvenir. Selain itu masih ada fasilitas
lain yang dapat Anda dapatkan di tempat ini, di antaranya adalah:
Bagi
pengunjung yang ingin menikmati alam bebas dengan menginap di alam
terbuka, disediakan lokasi untuk berkemah bernuansa alam yang asri
dengan dikelilingi rindangnya naungan hutan pinus dan eucalyptus. Jika Anda tidak memiliki tenda, Anda dapat menyewa tenda di tempat ini yang berkapasitas 4 orang.
Tersedia
15 kamar dengan fasilitas air panas dengan harga yang terjangkau dan
dapat juga dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan yang berkapasitas 30
orang. Jika Anda ingin mencari suasana lain, Anda dapat mencari
penginapan di daerah Songgoriti ataupun di Kota Batu.
Pengunjung
yang membawa anak-anak tidak perlu kuatir karena anak-anak akan
dimanjakan dengan adanya fasilitas arena bermain yang cukup luas dan
menyenangkan. Selain itu, ada juga lokasi bermain di sungai dekat air
terjun dengan kondisi air yang jernih, dangkal, dan aman bagi anak-anak.
- Outbound Management Training
Outbound Management Training
merupakan salah satu fasilitas yang dibuat oleh PT PALAWI di Wana
Wisata Air Terjun Coban Rondo yang digunakan sebagai fasilitas pelatihan
manajemen di alam terbuka. PT PALAWI menyediakan berbagai fasilitas
berupa: Plat Form, High Rope Corse, Tracking Line Flying Camp, dan Climbing Wall.
Sejak
tahun 1996 pengelola telah mendatangkan 3 ekor gajah Sumatra yang cukup
terlatih untuk menghibur para pengunjung yang berkunjung di Wana Wisata
Air Terjun Coban Rondo.
Di
kawasan ini telah disediakan lintasan sepeda gunung. Bagi Anda yang
suka bersepeda, Anda dapat mencoba rute yang menantang dengan melewati
kawasan hutan pinus dan eucalyptus, menyusuri lereng-lereng
dengan kondisi lintasan yang naik turun. Hal ini akan menjadikan
kegiatan bersepeda gunung anda menjadi lebih berkesan.
- Koleksi Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
Berbagai
koleksi tanaman obat dapat Anda amati di Taman Obat Keluarga yang
terletak tidak jauh dari lokasi Taman Arena Bermain Anak. Sejumlah 200
jenis tanaman obat-obatan tradisional dapat menjadi tambahan wawasan
bagi para pengunjung.
Pengelola
Wana Wisata Air Terjun Coban Rondo bekerja sama dengan PERHUTANI
membuat lokasi persemaian tanaman hutan yang dapat dimanfaatkan oleh
pengunjung yang ingin mengenal lebih jauh tentang berbagai jenis tanaman
hutan.
Di
sekitar lokasi Arena Gajah dapat pula disaksikan berbagai macam satwa
langka yang dilindungi, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia